Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 22 September 2009

Menjadi Majikan Bagi Diri Sendiri


Ada mitos yang beredar terutama di negera berkembang, tak terkecuali Indonesia : “Miskin dan kaya adalah nasib”. Kita sering mendengar bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap “miskin sudah merupakn nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena itu sudah suratan takdir. Jelas saja dia bisa berprestasi, uangnya banyak sih. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sono”nya, maka usaha apapun, bahkan kerja “se-enaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya”.

Mitos ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti: bila kita miskin, pasti kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD), maka spontan yang timbul di benak kita, kita sulit maju, sulit sukses dan kaya. Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup.


Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan cita-cita bangsa: masyarakat adil – makmur dan sejahtera. Kemiskinan seringkali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip kesuksesan, mau membina karakteristik positif yaitu punya tujuann hidup yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan atau aktivitas produktif yang merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya ! Seperti pepatah dalam bahasa inggris, “Character is Destiny” / Karakter adalah Nasib.


Tidak perduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa atau latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses! Seperti kata mutiara yang ditulis oleh Andrie Wongso “Kesuksesan bukan milik orang – orang tertentu. Sukses adalah milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.”


Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berhasil, dan yang menbedakan siapa yang berhasil dan siapa yang gagal bukanlah keadaan mereka ketika berada di garis START.


Penentu utama keberhasilan adalah kerjas keras, kegigihan dan kemampuan untuk terus bangkit ketika berkali-kali mengalami kejatuhan. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak pernah gagal. Tetapi sering kali kita memilih jalan yang mudah dan pintas untuk sampai ke tujuan. Saya ingin berbagi sebuah cerita mengenai kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung.


Seekor induk burung menetaskan beberapa telur menjadi anak burung yang kecil indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih saying. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil ini pun mulai dapat bergerak lincah. Mereka pun mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya. Dari beberapa anak burung ini, tampak seekor burung kecil yang berbeda dengan saudara lainnya. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan jatuh. Ketika saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.


Sang induk mulai menjadi tua dan tidak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah, saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudaranya dengan lincah berpindah dari dahan ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.


Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata “ibu, saya merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudara yang lain, mengapa saya tidak bisa melompat-lompat di dahan tinggi, aku hanya bisa berdiam didahan yang rendah?”


Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “anakku, engkat dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tetapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”


Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan yang kita ambil hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan memilih, tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita. Jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat.


Mari kita bangun karakter dan mental sukses karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri !!


Majikan bagi nasib kita sendiri !!

Minggu, 20 September 2009

Kebiasaan

Suatu hari, dipasar Wonokromo Surabaya, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan sebagian besar bangunan pasar, mulai dari ruko hingga kios-kios pasar. Ketika semua pedagang mulai dievakuasi, tinggallah seorang ibu dengan bayinya di lantai satu sebuah ruko. Padahal lantai dasar bangunan tersebut sedang dilalap api dan sulit ditembus oleh tim pemadam kebakaran.

Sambil berdiri di pinggir teras pintu lantai satu rukonya, ibu itu berteriak sambil menggendong bayinya. Dengan begitu, dia berharap akan ada yang membantunya untuk menyelamat diri dan bayinya. Kepala tim pemadam yang datang bersama regunya meminta agar ibu bersama bayi turun dengan tangga darurat yang tersedia di mobil dinas kebakaran tersebut. Sayang, sang ibu tidak bersedia. Lalu tim memasang jaring yang kuat agar si ibu melompat saja bersama bayinya. Tawaran itupun disambut dengan gelengan kepala. Alternatif terakhir adalah tim meminta si ibu menurunkan bayinya dengan alat khusus. Usulan ini pun tetap tidak disetujui oleh ibu yang bersangkutan.

Drama penyelamatan ini tak pelak telah menyedot perhatian yang sangat luas dari masyarakat sekitar. Bahkan, beberapa kamera stasiun televisi sibuk merekam peristiwa yang terjadi. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan adalah dengan meminta mereka terjun dengan pengamanan khusus atau bayinya terlebih dahulu yang diselematkan.

Ketika tim sibuk memikirkan caranya, lewatlah Oliver Khan, kiper tim nasional Jerman yang ternyata sedang berkunjung ke Surabaya. Melihat Oliver Khan lewat, sang ibu berteriak dengan keras, “Hello Oliver Khan….how are you ?”

Khan pun terhenti sejenak melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata ibu ini adalah seorang maniak bola dan mengidolakan Oliver Khan. Melihat kondisi tersebut, kepala tim kebakaran spontan menemukan ide. Ia meminta si ibu agar melemparkan bayinya kepada Oliver Khan, nanti baru menyelamatkan si ibu. Mendengar tawaran tersebut, si ibu langsung setuju. Logikanya, Oliver Khan adalah kiper kelas dunia. Bola yang bulat saja bisa ditangkap, apalagi bayi.

Setelah menjelaskan apa yang terjadi, Oliver Khan pun setuju untuk menolong ibu tersebut. Lalu ia memakai sarung tangannya. Setelah diberi aba-aba, si ibu pun dengan kepercayaan diri yang tinggi melemparkan bayinya kepada Oliver Khan. Begitu bayi dilempar, Oliver Khan langsung menangkapnya dengan gaya persis ketika ia menangkap bola. Alhasil, bayi itu berhasil diselamatkan. Begitu bayi berhasil diselamatkan, sorak sorai dan tepuk tangan seluruh masyarakat yang menonton menggemuruh. Mendapat sambutan yang luar biasa, seketika itu juga Oliver Khan berlari dengan bayi yang ada ditangannya. Lalu……melempar kembali bayi tersebut kepada ibunya yang masih terjebak kebakaran!!!Para ahli jiwa mengatakan bahwa 90% tingkah laku kita sehari-hari diwarnai dan dipengaruhi oleh kebiasaan kita sendiri. Pada mulanya, kebiasaan kita membentuk semacam benang yang tidak kelihatan. Tetapi dengan pengulangan, benang tadi melilit menjadi tali dan kemudian menjadi tambang. Setiap kali kita mengulangi sebuah tindakan, kita menambah dan menguatkan tindakan tersebut.

John Dryden pernah bertutur “Pertama kita yang membentuk kebiasaan, selanjutnya kebiasaan lah yang akan membentuk kita.”

Sebagai contoh, kebiasaan merokok. Mula-mula kita yang membentuk kebiasaan itu, lama-lama kebiasaan itu malah mengendalikan hidup kita (bagi sebagian orang tentunya). Demikian pula halnya untuk kebiasaan yang baik. Mula-mula sulit dan cenderung menolak, namun lama kelamaan kita menikmatinya bahkan menjadi trade mark.

Hal Urban mengatakan, arti asli habit (kebiasaan) adalah garment (pakaian) atau a piece of clothing (sepotong kain). Sebagaimana pakaian, kita menggunakannya setiap hari dimana pun kita berada. Menanggalkan kebiasaan buruk tentu tidak semudah mengenakannya, sebab diperlukan usaha dan niatan yang kuat. Penemuan lain dari para ahli untuk menanggalkan kebiasaan buruk adalah dengan melakukan pengalihan kegiatan dari kebiasaan tersebut. Ketika kebiasaan tersebut mulai menggoda, maka seketika itu juga kita memilih untuk mengalihkannya kepada kegiatan lain.

Orang bijak berkata bahwa hidup ini adalah perjuangan, termasuk perjuangan melawan kebiasaan buruk. Namun yang menyedihkan adalah mereka yang terus menikmati kebiasaan buruknya hingga terbawa ke liang kubur tanpa sempat berikhtiar dan berusaha untuk meninggalkannya. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan kalau kita berniat, disertai usaha, dan memohon kekuatan kepada Sang Kuasa untuk memilih yang terbaik.

Jangan Menilai Dari Kulitnya‏

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?"

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas'."

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."

Jumat, 18 September 2009

Berapa Besar Bobot Sebuah Doa?

Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket.

Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang.

Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar.

Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.

'Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang.'

John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. 'Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,' alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi.
Dia mendekati keduanya dan berkata : 'Saya akan bayar semua yangdiperlukan Ibu ini.'

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, ' Tidak perlu,Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.

Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?'
' Ya, Pak. Ini,' katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.'


Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut.'
Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.

Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, 'Aku tidak percaya pada yang aku lihat.'

Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.
Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain.

Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.

Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi.

Dan ia-pun terbelalak.
Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek :

' Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan.
Hamba menyerahkan segalanya kedalam tanganMu.'

Si Pemilik Toko terdiam..
Si Ibu Louise, berterima kasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya.
Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya.
Si Pemilik Toko kemudian mengecek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak.

Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.
KEKUATAN SEBUAH DOA

Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu.

Stop pekerjaan anda sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk dia yang telah mengirimkannya kepada anda.

Lalu, kirimkan e-mail ini kepada setiap orang atau sahabat yang anda kenal.
Biarlah jaringan ini tidak terputus, karena DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA.
Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.

BERAPA BESAR BOBOT SEBUAH DOA ?

Rabu, 16 September 2009

Keyakinan yang Kuat Bikin Otak Sehat

By Bogel's

Philadelphia, Keyakinan dan doa yang intensif dapat mengubah kesehatan dan kekuatan otak, memfokuskan otak pada perasaan tenang dan mengontrol rasa marah. Orang atheis yang tidak memiliki agama pun ternyata bisa meningkatkan kekuatan otaknya hanya dengan memiliki keyakinan.

Tidak ada yang memungkiri bahwa keyakinan dan doa bisa menjadi satu motivasi dan dorongan hidup. Kekuatan keyakinan itu jualah yang dipakai oleh orang-orang atheis untuk menjalani hidupnya.. Meskipun mereka mengambil jalan untuk tidak memeluk suatu agama, para ahli syaraf menemukan bahwa orang atheis ternyata melakukan hal yang sama dengan mereka yang memeluk suatu agama.

Kuncinya, menurut Andrew Newberg, dalam bukunya yang terbaru 'How God Changes Your Brain' terdapat pada konsentrasi dan efek menenangkan seperti dari meditasi dan intensitas berdoa di dalam otak.

Melalui scanner otak, diketahui bahwa kekuatan meditasi dan doa yang intens dapat mengubah kekuatan otak, menguatkan dan memfokuskan otak pada perasaan tenang, ketakutan dan mengontrol rasa marah.

"Ketika seseorang berpikir tentang sebuah pertanyaan besar dalam hidup atau memaknai sesuatu dalam hidup, fakta yang sama menurut teori seorang religius, peneliti maupun psikolog adalah otak akan terus berkembang," ujar Newberg dari Center for Spirituality and the Mind di University of Pennsylvania, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/8/2009).

Studi terhadap peran otak dalam kehidupan beragama yang dilakukan oleh para neurotolog dari University of Pennsylvania's Hospital tersebut hanya ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam otak para penganut kepercayaan ketika mereka merenung dan berdoa kepada Tuhannya.

Ilmu pengetahuan dan kepercayaan agama seringkali berbenturan, namun dengan adanya penelitian ini keduanya bisa saling bersatu. "Kedua unsur ini adalah bagian terpenting yang mengatur hidup seseorang, mengapa tidak dicoba saja digabungkan," ujar Newberg.

Newberg pun menyimpulkan satu hal dari studinya. "Jika Anda melihat otak seorang yang rajin berdoa, Anda akan menemukan sebuah ruang khusus yang biasa digunakannya untuk berdoa pada Tuhan. Hal ini menandakan bahwa otak adalah tempat terjadinya fenomena spriritual," jelas Newberg.

Seseorang yang jarang berdoa hanya akan memiliki ruang yang kecil dalam otaknya karena tidak digunakan secara intensif. Artinya, seorang yang beragama pun tapi jika tidak percaya pada keyakinannya hanya akan memiliki ruang yang kecil pada otaknya.

Sebaliknya, orang atheis dapat memiliki ruang di otaknya meskipun mereka tidak memeluk suatu agama tapi berkeyakinan pada satu hal dan termotivasi dengan keyakinannya itu.

Dalam bukunya, Newberg menggambarkan bahwa di dalam otak terdapat 'God Circuit' atau sirkuit Tuhan yang mempengaruhi keyakinan seseorang, dan akan terus berkembang jika terus digunakan dan dilatih, contohnya melalui meditasi dan doa.

Meditasi dan berdoa akan mengaktifkan otak bagian depan, yang menciptakan dan menggabungkan semua pikiran tentang Tuhan, termasuk area otak yang mengatur pemikiran-pemikiran logis. Dengan melakukan meditasi atau berdoa, sirkuit Tuhan dalam otak akan meningkat dan perasaan pun menjadi lebih tenang.

"Hanya dengan 10 hingga 15 menit saja melakukan meditasi atau berdoa, akan memberi efek yang positif terhadap daya kognitif, relaksasi dan kesehatan psikologi," ujar Newberg.

Senin, 14 September 2009

Jembatan

Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa.
Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius.
Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya.
Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan.
Saling meminjamkan peralatan pertanian.
Dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan.
Namun kerjasama yang akrab itu kini retak.

Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja.
Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar.
Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki.
Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa.

Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak.
Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu.
"Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan," kata pria itu dengan ramah,
"Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan ?"

"Oh ya !" jawab sang kakak.
"Saya punya sebuah pekerjaan untukmu, Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana.
Itu adalah rumah tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah adikku."

"Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami.
Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal.
Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin melupakannya.

"

Kata tukang kayu, "Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan.
Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang."
Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu.

Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian.
Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku.
Di sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu.
Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya.

Namun, yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang Pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi.

Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar.
"Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku" kata sang adik pada kakaknya.
Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, Saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.
"Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu" pinta sang kakak.

"Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini," kata tukang kayu, "tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan."

TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA
TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA
TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA, SAUDARA KITA.
KARENA TUHAN ADALAH SAHABAT SETIA, PENOLONG KITA.
PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA MANUSIA

Sadarkah kita bahwa ;
Kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan?

Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan, dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar.

Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita. Yang lebih berharga dari segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam , Yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.

Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita. Untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati.

Belajar untuk mencintai dan menikmati untuk dicintai, tetapi Jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan.

Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah.

Motivasi Diri Sendiri

Adalah keliru menuntut orang lain memotivasi anda.
Tak seorang pun bertanggung jawab atas timbul tenggelamnya motivasi itu di dalam diri anda, melainkan anda sendiri.
Pidato pemimpin yang menggebu - gebu,
program pelatihan yang menggairahkan atau pernyataan visi yang penuh kalimat indah,
semua itu hanya usaha mengetuk pintu motivasi diri anda.
Bila anda tidak berkenan membukanya,
gedoran sekeras apapun takkan berguna.
Karena anda bertanggung jawab atas perjalanan karir dan hidup anda,
maka bangunlah, bangunkan diri anda sendiri.

Anda pun tidak bertanggung jawab pada naik turunnya motivasi orang lain.
Karena anda tidak selalu tahu apa harapan mereka.
Motivasi selalu berkaitan dengan harapan.
Sediakan tempat bagi mereka untuk memenuhi harapan bersama, antara anda dan mereka.
Kemudian, bekerjalah bahu membahu untuk mewujudkannya.
Motivasi selalu muncul dari kegembiraan.
Sedangkan kegembiraan ditemukan dalam kerja bersama.

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan raut muka yang ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam kedalam gelas tersebut, lalu diaduknya perlahan. “Cobalah minum ini, dan katakana bagaimana rasanya…”, ujar Pak Tua itu.


”Pahit...pahit sekali...”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.


Pak Tua itu sedikit tersenyum, lalu ia mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga didalam hutang dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.


Lalu Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan terciptalah riak air, mengusik ketenangan telaga tersebut. ”Cobalah ambir dan minum air telaga tersebut.” Saat tamu itu selesai minum air itu, Pak Tua berkata lagi, ”Bagaimana rasanya ?”


”Segar...” sahut tamunya.


”Apakah kamu tidak merasakan garam didalam air itu?” tanya Pak Tua lagi


”Tidak” jawab si anak muda.


Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Lalu ia mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. ”Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlahnya dan rasanya itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.”


”Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkan dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”


Pak Tua itu kembali memberikan nasehatnya, ”Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Berimajinasi, Bermain dan Belajar

Sasha, anak saya yang pertama, punya sebuah “buku impian” yang ditulis diam2 di kamarnya. Kemarin, saya memperoleh privilege untuk membaca buku impian nya. Dan saya cukup kaget dengan apa yang ditulis anak saya. Isinya dahsyat. Mulai dari nama SMP favorit (dengan tulisan besar2 dibawahnya: Diterima!), nilai yang ingin dicapai lulus SD nanti, dengan siapa dia ingin menikah (ya, padahal dia baru 11 tahun), keinginan punya pesawat terbang sendiri, rumah di Hollywood dan Itali, bahkan dicantumkan juga punya uang sebesar $ 96 trilyun. Ya, dia menulis dalam dollar dan nol dua belas. Bapak nya saja tidak berani bermimpi se-dahsyat itu. Hampir saja saya nyletuk: “Emang kamu siapa? Paris Hilton?”

Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia, Anne Ahira, sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu. Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya “foto” dirinya didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate, Menara Eiffel, dsb. Gambar-gambar tadi di fotocopy dan ditempel di dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual gado-gado.

Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan Golden Gate. Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.

Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada ketakutan-ketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak. Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions, dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.

Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita. Ada sebuah cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah disebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:”gambar apa ini?”. Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:”sebuah titik hitam di papan tulis putih”. Sang konsultan tiga kali mengulang pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun geleng-geleng kepala.”Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama disebuat TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda…” Ya, bagi anak-anak, titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam memecahkan masalah.

Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: “Every child is an artist. The challenge is to remain an artist after you grow up”. Ya, pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.

Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang seringkali sudah kita lupakan:


Berimajinasi

Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi. Misalnya dengan
membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya, apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau “hang-out”, minumnya apa, makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang “karakter” produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.

Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan dan tidak terlalu memikirkan “the how” nya. Karena bagi anak-anak semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering “menyabotase” pikiran jernih mereka dengan kata2: “ah, mana mungkin”.Bayangkan kalau cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif “ah mana mungkin” tadi.


Bermain

Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada “masalah” bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap “persoalan”. Coba kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa “persoalan” akan lebih mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.

Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang. Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata:” its just a game man …”, ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan. Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia bisa bermain lebih bagus untuk mendapay skor yang lebih besar. Its just a game. And its fun!


Belajar


Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot? Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.

Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang pada saat kita menjadi manusia dewasa.

Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa? Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton? Selamat berimajinasi.

Menjadi Orang Baik

Seorang pengais sampah, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba terjatuh seakan-akan mati. Orang-orang berusaha membangunkannya kembali dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin parah.


Akhirnya ada temannya pengorek sampah datang. ia mengetahui keadaan itu. Ia mendekatkan sesuatu yang berbau busuk di hidung orang itu, yang segera saja segar kembali, teriaknya, 'Nah, ini dia wangi-wangian!'

Orang yang terbiasa ditempat sampah akan beranggapan bahwa bau sampah adalah wangi-wangian. Kebiasaan berada ditempat sampah dengan bau busuk inilah yang membentuk pola pikirnya bahwa dunia ini menjadi indah dengan dikelilingi oleh sampah. Dimanapun dirinya berada yang terlihat hanyalah sampah dan bau busuk itu dianggapnya sebagai wangi-wangian.

Demikian juga untuk menjadi orang baik. Menjadi orang baik itu tidak susah, hanya membiasakan diri untuk berbuat baik. Pembiasaan untuk berucap kata-kata yang baik dan berperilaku baik berarti menjadikan diri kita menjadi orang baik. Bila kebiasaan baik ini telah menjadi karakter dimanapun kita berada maka yang muncul adalah kata-kata yang baik dan perilaku yang mengagumkan.

Jangan Salahkan Saya

Hakim sedang menghadapi Ringgo, Rino dan Roni, tiga terdakwa kejahatan besar yang tertangkap basah. Ketiganya melakukan pembelaan diri.

Ringgo: “ Pak Hakim, memang saya benar melakukannya, tapi ini karena saran dan petunjuk teman saya Amir, saya tidak bersahah, Amir lah yang harusnya dipersalahkan.”

Rino berkata: “ Pak Hakim, benar saya juga melakukan, tapi kata terapist saya memang saya mengindap kelainan jiwa dan perlu melalukan ini, dan dia setuju hal ini memang tidak bisa saya hindari. Mohon jangan salahkan saya, kalau mau dihukum mestinya terapist saya yang dihukum.”

Roni: “ Pak Hakim, menurut ahli nujum saya, ketika Neptunus berada pada resi bintang Aries, memang hal ini akan saya lakukan dan sudah menjadi takdir saya untuk melakukannya. Jangan salahkan saya dong, ini kesalahan ahli nujum saya. Hukum dia saja.”

Hakim terdiam sejenak, masuk kedalam, dan keluar lagi dengan keputusannya: “ Memang ini kasus yang baru dan pelik, saya sampai harus meminta pendapat para senior saya. Saya putuskan menghukum kalian bertiga penjara seumur hidup. Saya sudah mengkonsultasikan ke senior saya, mohon bisa dimaklumi, jangan salahkan saya, salahkan mereka. “


-----
Ketika kita masih kecil, berjalan dan jatuh kena meja, ibu kita berkata: “ Meja nakal, meja jahat, lihat si Upik sampai terjatuh dan berdarah.”
Maka kita sudah sejak kecil diajarkan tentang kambing berwarna hitam dan pengalihan tanggung jawab atas semua kesalahan dan kelakuan kita.

Kesadaran dan penolakan atas kambing hitam, akan mamberikan kekuatan kepada kita untuk mau maju dan bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Dan menguatkan kita untuk lebih mau berupaya dalam menuju perbaikan kehidupan kita. Salam merdeka.

Gagal....Siapa Takut????

Apakah anda takut gagal?? Sedemikian takutnya sampai anda tidak berusaha untuk mencobanya?? Cobat anda pikirkan kembali, hal tersebut benar-benar tidak masuk akal. Dengan tidak mencoba barang sekalipun, sebenarnya anda sudah gagal. Jadi, rasa takut gagal adalah penyebab kegagalan yang pasti.

Apakah anda merasa takut??? Coba perhatikan rasa takut anda. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat anda lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat anda mampu mengatasi tantangan tersulit. Tidak ada yang mampu mendorong sumber daya dalam diri anda lebih dari rasa takut.

Rasa takuta sebenarnya ada untuk mendorong anda maju, bukan untuk menahan anda. Biarkan rasa takut mengajarkan anda. Biarkan rasa takut mempersiapkan anda. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan anda. Saat rasa takut menahan anda, coba perhatikan baik-baik apa yang menyebabkan rasa takut, dan anda akan menemukan alasan untuk bergerak maju.

Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak. Bila anda sudah mencoba, dan ternyata gagal, anda memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali. Anda tidak akan pernah gagal bila anda terus mencoba!!!!


Kekuatan Memberi

Alkisah,

Ada seorang anak berumur belasan tahun bernama Clark,

yang pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya.
Ketika tiba di loket, Clark dan Ayahnya mengantri di belakang serombongan
keluarga besar yang terdiri dari Bapak, Ibu dan 8 orang anaknya.

Keluarga tadi terlihat bahagia malam itu dapat menonton sirkus.
Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan Ayahnya,
Clark tahu bahwa Bapak ke-8 anak tadi telah bekerja ekstra untuk
dapat mengajak anak-anaknya menonton sirkus malam itu.
Namun, ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah Bapak
8 anak tadi nampak pucat pasi.
Ternyata uang 40 dollar yang telah dikumpulkannya dengan susah
payah, tidak cukup untuk membayar tiket untuk 2 orang dewasa
dan 8 anak yang total harganya 60 dollar.

Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, bagaimana harus
mengatakan kepada anak2 mereka bahwa malam itu mereka batal
nonton sirkus karena uangnya kurang.
Sementara anak2 nya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar
untuk segera masuk ke sirkus.
Tiba2 Ayah Clark menyapa Bapak 8 anak tadi dan berkata: “Maaf Pak,
uang ini tadi jatuh dari saku Bapak”, sambil menjulurkan lembaran 20
dollar dan mengedipkan sebelah matanya.

Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yg dilakukan Ayah Clark.
Dengan mata berkaca-kaca, ia menerima uang tadi dan mengucapkan
terima kasih kepada Ayah Clark, dan menyatakan betapa 20 dollar tadi
sangat berarti bagi keluarganya.
Tiket seharga 60 dollar pun terbayar dan dengan riang gembira keluarga
besar itupun pun segera masuk ke dalam sirkus.

Setelah rombongan tadi masuk, Clark dan Ayahnya segera bergegas pulang.
Ya, mereka batal nonton sirkus, karena uang Ayah Clark sudah diberikan
kepada Bapak 8 anak tadi.
Malam itu, Clark merasa sangat bahagia.
Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tapi telah menyaksikan dua orang Ayah hebat.

Cerita di atas mengingatkan saya akan kekuatan memberi.
The Power of Giving. Lebih tepatnya lagi “Giving and Receiving”.
Karena memberi dan menerima, adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Dari cerita diatas, ada dua kebahagiaan yang terjadi dalam aktifitas memberi.
Yaitu kebahagiaan bagi yang menerima, dan sekaligus kebahagiaan yang diperoleh si pemberi.
Bapak 8 anak yang “diselamatkan” oleh Ayahnya Clark, tentu pada saat itu akan
merasa sangat bahagia.
Tapi Ayah Clark sendiri juga merasakan kebahagiaan yang sangat luar-biasa.

Kekuatan memberi (dan menerima) ini demikian dahsyat
karena merupakan esensi dari alam semesta itu sendiri.
Tidak berlebihan apabila Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success
mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua untuk sukses.
Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan menerima.
Coba kita perhatikan.. Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum
memberi dan menerima.
Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida,
sementara tanaman menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa
dan membebaskan oksigen.

Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini
berjalan, mengalir.
Orang-orang jaman dahulu rupanya sangat memahami hal ini.
Misalnya uang, alat tukar, dalam bahasa Inggris disebut currency,
yang akar katanya adalah bahasa latin currere yang artinya mengalir.

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah :
Apakah yang harus saya berikan?
Jawabannya sama dengan pertanyaan :
Apa yang Anda ingin dapatkan?
Jika Anda ingin mendapatkan kasih-sayang, berikan kasih sayang.
Jika Anda ingin pengetahuan, sebarkanlah pengetahuan.
Jika Anda ingin uang, maka berikanlah uang.
Ya, ini sesuai dengan prinsip memberi dan menerima di atas,
apa yang mengalir keluar dari Anda, adalah apa yang akan mengalir
kembali kepada Anda.
Alam semesta mengikuti hukum ini.
Bahkan yang mengalir kembali kepada Anda, selalu lebih besar dari
yang mengalir keluar dari Anda, karena semesta jauh lebih besar dari Anda!
Jadi jika Anda ingin banyak uang, berikan uang.
Ada yang bertanya, lalu bagaimana jika uang Anda belum banyak?
Wah, kalau begitu Anda perlu memberi lebih banyak lagi :)

Seandainya giving belum menjadi habit,
sebetulnya ada beberapa tips yg bisa Anda terapkan.
InsyaAllah jika dilaksanakan secara rutin,
akan memperkuat syaraf giving Anda:

1. Hadiah.
Kemanapun Anda pergi untuk bertemu dengan seseorang,
usahakan membawakan suatu hadiah, apapun bentuk hadiah tadi.
Hal ini sebenarnya sudah diajarkan oleh orang tua kita jaman dahulu,
namun sering kita lupakan.
Perhatikan saja, orang tua kita dahulu setiap berkunjung ke rumah
teman atau saudara selalu membawa oleh-oleh.
Anda juga bisa memulai kebiasaan ini.
Mungkin sekedar membawa sebungkus coklat, bunga atau doa.
Ya, kalaupun terpaksa tangan Anda kosong, berikan doa ketika
Anda bertemu dengan seseorang.

2. Bersyukur.
Syukuri setiap pemberian yang Anda terima hari ini.
Lho, bagaimana jika hari ini saya tidak menerima pemberian apa-apa?
Salah, Anda pasti menerima sesuatu dari alam semesta.
Mulai dari udara pagi yang cerah, sinar matahari yang hangat,
sapaan tetangga yang ramah, bahkan teguran dari orang tidak dikenal,
bertemu teman lama yang Anda rindukan, dan masih banyak lagi.
Ya tentu lebih konkret lagi apabila tiba-tiba hari ini ada yang memberikan
handphone atau iPod baru kepada Anda.
Jelas Anda harus syukuri apa yang Anda terima.

3. Cinta.
Berkomitmenlah untuk selalu berbagi apa yang Anda sebetulnya bisa
berikan setiap saat : Cinta.
Mungkin Anda langsung tertawa.
Ah, kalau cuma cinta saya sudah berikan setiap saat untuk keluarga saya.
Mungkin Anda benar.
Yang harus Anda ingat adalah seperti kata Stephen Covey, Cinta adalah
kata kerja, bukan kata benda.
Artinya, harus di praktek-kan.
Ya, kalau Anda sudah memiliki cinta untuk orang-orang terdekat Anda,
praktek-kan.
Berapa kali Anda dalam sehari memeluk dan mengusap kepala anak Anda?
Berapa kali Anda dalam sehari mengucapkan bahwa Anda sayang suami/
istri Anda?

4. Tawa.
Ini bukan hal sepele.
Tertawa adalah ekspresi kebahagiaan.
Bantulah orang-orang di sekitar Anda mengekspresikan rasa bahagia
melalui tertawa.
Berapa kali dalam sehari Anda tertawa?
Tahukan Anda bahwa seorang anak tertawa rata2 150 kali dalam sehari,
dan orang dewasa hanya 15 kali dalam sehari.
Bergembiralah, bagikan tawa di rumah Anda, jika tidak nanti anak Anda
lebih menyukai Mas Tukul daripada Anda.

5. Pengetahuan.
Anda pasti tahu sesuatu lebih baik dari seseorang.
Mungkin Anda jago mengurus ikan Arwana, bagikan.
Anda pintar dalam mengurus tanaman Aglonema? Bagikan.
Anda pintar memasak, tulis resep dan bagikan.
Bagikan pengetahuan Anda, karena pengetahuan adalah gift
dari Yang Maha Kuasa.

Minggu, 13 September 2009

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!". Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda. Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari. Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi.
Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andrie Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia.

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama. Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andrie Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Rabu, 09 September 2009

Celeng Pemurung

Ada seekor CELENG Pemurung..
Ia mempunyai tetangga seekor KERA yang mempunyai sifat sebaliknya..
KERA itu Periang, memiliki banyak Sahabat & Pintar memberi Nasehat..

Suatu hari CELENG bertamu ke rumah KERA..
Kata CELENG : 'KERA, aku dengar engkau Binatang paling Bijaksana di Rimba Belantara.. Benarkah itu?'
Sahut KERA : 'Kata Warga Rimba, memang demikian'

'Kalau begitu, boleh aku meminta nasehat kepadamu?' Kata CELENG lebih lanjut..
'Oh, Silahkan' Jawab KERA..

'Begini KERA.. Aku tidak pernah merasa Bahagia dalam Hidup ini.. Apa gerangan penyebabnya?'

KERA berpikir sejenak, kemudian menjawab : 'Oh CELENG, Pergilah mencari Pohon ZONGA..
Buahnya berwarna Ungu.. Petiklah buahnya, lalu makanlah..
Dengan memakan Buah ZONGA saja kau akan Bahagia seumur Hidup..'

'Buah ZONGA?
Aku baru dengar sekarang..
Dimana terdapat Buah itu?'
Keesokan harinya, CELENG Berkelana untuk mencari Buah Kebahagiaan itu..

Setahun kemudian ia tiba di Rimba tempat ia Lahir..
KERA menyambut kedatangan CELENG yang kini wajahnya Segar & Ceria..
KERA bertanya : 'Sudahkah kamu menemukan Buah ZONGA?'
CELENG menjawab :
'Belum KERA..
Tetapi aku sangsi apa benar ada Buah ZONGA itu?
Seluruh Pelosok Dunia sudah kujelajahi,
Tidak seorangpun tahu tentang Buah Ajaib itu'

Sambil menyungging senyum, KERA menjawab :
'Benar dugaanmu itu, CELENG..
Buah ZONGA hanya karanganku belaka..
Tentu saja kau tidak bisa menemukannya.

.
Tetapi, bagaimana kau memperoleh KEBAHAGIAAN itu?'

CELENG menjawab :
'Aku menikmati perjalanan itu..
Dimana2 aku menjalin Persahabatan..
Setiap hari ada hal2 baru yang kulihat..
Nah, ternyata dengan banyak Bersahabat &
Melihat luasnya Dunia,
Hatiku menjadi BAHAGIA'

KERA mengangguk2 mengiyakan..

Apa itu KEBAHAGIAAN?
Bagaimana bisa menemukan KEBAHAGIAAN?
BAHAGIA harus dimulai dari diri kita sendiri..
BAHAGIA bukan tergantung dari orang lain..
BAHAGIA bukan didapat dengan Menuntut orang lain..

Sebarkanlah TAWA, kau akan CERIA..
Sebarkanlah CINTA, kau akan BAHAGIA..
Dengan Memberi, kau akan Menerima..
Segala Duka Nestapa kan berganti Canda Ceria, penuh Gelak Tawa..

THANKS GOD
For my Family..
For my Dearest Buddy..
For my Friends to Share..

GBU all

Belajar Dari Anak

"Kamu bodoh. Kamu tidak akan pernah lulus SMA"
Demikian kata – kata yang diterima oleh seorang bocah berusia 7 tahun dari guru sekolah dasarnya. Sudah dapat dipastikan bahwa bocah tersebut, Adam Zimmerman, tidak akan naik kelas.

Tertinggal dari teman – temannya, Adam merasa seperti "sampah".
Akan tetapi, kata – kata gurunya ini mengubah hidupnya, dari seorang anak penderita dyslexia (tidak mampu membaca) menjadi seorang yang berjuang menuju sukses.

Ibunya memberikan motivasi, "Jangan dengar kata – kata seorang hanya karena orang tersebut mengatakan kamu tidak mampu. Berjuanglah dan buktikan bahwa mereka salah. Ini tidak ada hubungannya dengan ketidakmampuan; masalahnya adalah bagaimana kamu berjuang memecahkan masalah ketidakmampuan itu"

Adam Zimmerman akhirnya lulus SMA dan dengan tinggi badan hanya 170 cm, Adam justu menonjol dalam dua bidang olah raga (dimana dengan ukuran tinggi badan tersebut, ia tergolong pendek), yakni bola basket dan bola volley.
Adam Zimmerman terpilih sebagai MVP (Most Valuable Player) dan All Conference dalam kedua bidang olah raga tersebut.

Meskipun dengan pencapaian demikian, hal ini tidak membuatnya langsung memperoleh beasiswa untuk melanjutkan kuliah di universitas terkemuka. Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya pada Program Divisi II dan tetap melatih permainannya.

Meskipun pelatihnya mengatakan ia tidak akan pernah menjadi pemain basket Divisi Utama, Adam membuktikan pada tahun berikutnya ia berhasil pindah ke Marshall University West Virginia dan masuk team basket Divisi Utama

Ia terus berlatih dan berlatih. Tahun berikutnya ia membuat team basketnya menjadi team yang harus diperhitungkan oleh lawan –
lawannya.

Bulan Mei 2006, anak yang bodoh dan pendek itu lulus sebagai sarjana di bidang manajemen olah raga dan pemasaran. Dan sekarang Adam Zimmerman adalah atlet profesional di liga bola basket NBA.

Merenung kembali atas komentar guru sekolahnya, ia berkata "Saya berterima kasih atas komentarnya. Sungguh sulit dipercaya, perkataan seorang menempel dalam ingatan dan menjadi pendorong bagi saya untuk membuktikan bahwa saya mampu menjadi lebih baik dari yang mereka katakan"....

------------

---------------
Belajar dari ini, TIDAK ADA KATA GAGAL ATAU KALAH DALAM HIDUP INI.
Bila seseorang mempunyai target dan impian yang jelas dalam hidupnya, sesulit apapun, asalkan mau berjuang dan tidak mudah
menyerah, ia PASTI DAPAT MERAIH kesuksesan dan impiannya.

Bukan bakat yang membuat Zimmerman sukses, melainkan usaha dan kerja keras. Berlatih berulang – ulang, terus menerus setiap hari tanpa henti dan terutama dorongan dari orang tua tercintanya....

Membangun Keyakinan Diri

Setiap orang yang dilahirkan pastilah memiliki bakat, kepintaran ataupun kemampuan yang relatif berbeda satu dengan yang lainnya. Namun terkadang mereka sulit untuk menemukan hal tersebut dalam dirinya sehingga tidak dapat meraih prestasi yang maksimal. Bahkan terkadang seseorang mencoba membanding bandingkan kemampuan yang dimilikinya dengan orang lain hingga membuat mereka merasa rendah diri. Padahal sering kali seseorang tidak bisa sukses bukan karena tidak memiliki bakat, kepintaran ataupun kemampuan tetapi karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan mental yang baik.

Jika kita melihat para juara dunia sejati, baik itu di bidang bisnis, ilmu pengetahuan, politik kenegaraan, pendidikan, atau bahkan seorang religius sekalipun, semuanya punya kepercayaan diri yang kuat. Kalau mereka gagal, mereka segera bangkit lagi. Mereka berani menentukan target, berani mulai melangkah dan berani berjuang mewujudkan keberhasilan. Mereka terus bertahan dan terus melangkah walaupun keberhasilan kelihatan jauh dari pandangan mata.

Salah satu cerita tokoh yang luar biasa adalah Kolonel Sanders. Pada waktu ia menawarkan resep rahasia ayam gorengnya kepada orang lain. Dibutuhkan lebih dari 1.000 kali penolakan sebelum dia berhasil menjual waralaba KFC pertamanya. Padahal usianya waktu itu terbilang sudah lanjut tetapi berkat usaha dan kerja kerasnya akhirnya ia berhasil untuk mewujudkan cita citanya.

Atau cerita tentang penemuan bola lampu pijar oleh Thomas A. Edison. Sebelum berhasil menemukan bola lampu, ia mengalami sembilan ratus sembilan puluh sembilan kegagalan dan baru pada percobaannya yang ke seribu ia berhasil menciptakan bola lampu pertamanya. Dan ketika ditanya dalam sebuah wawancara oleh Napoleon Hill,Mr Edison apa yang anda rasakan ketika mengalami 999 kegagalan?. Mr Edison menjawab," maaf saya tidak pernah gagal, saya sudah menemukan 999 cara yang tidak boleh dilakukan untuk menciptakan sebuah bola lampu". Sebuah kata luar biasa yang hanya bisa diucapkan oleh seseorang yang memiliki kepercayaan dan keyakinan diri yang tinggi terhadap apa yang ia kerjakan.

Dari cerita di atas memberikan inspirasi dan semangat kepada kita bahwa keyakinan atas pencapaian tujuan dan semangat pantang menyerah akan menjadi kunci penentu dalam keberhasilan hidup. Karena kita tak pernah tahu, kapan datangnya kesuksesan. Mungkin kelihatan jauh, walaupun sudah begitu dekat. Keberanian untuk terus mencoba merupakan faktor kunci yang membedakan antara seorang yang gagal dengan orang yang berhasil meraih impiannya.

Coba sejenak anda pikirkan jika di tengah tengah perjuangan, mereka menyerah pada kegagalan dan tak melanjutkan apa yang menjadi cita citanya. Apakah yang akan mereka rasakan pada akhir hayatnya? Penyesalan atau kebahagiankah yang mereka rasakan?. Sekarang marilah kita tanyakan pada diri kita, apakah kita begitu mudah menyerah dan berhenti mencoba dalam usaha meraih impian yang kita inginkan dalam hidup? Jika anda merasa ragu untuk memperjuangkannya, tanyakan kembali pada diri anda, apakah impian anda merupakan sesuatu yang sungguh-sungguh pantas diperjuangkan dan memberikan makna dalam hidup kita? Jika ya, maka pencapaian impian tersebut wajib anda perjuangkan. Jadikan impian itu suatu tanggung jawab, sesuatu yang akan kita sesali bila kita tidak pernah mencapainya. Lalu balut keyakinan tersebut dengan paradigma mencoba sekali lagi. Hambatan apa pun yang akan terjadi, kita selalu yakin dengan impian kita, lalu kita bangkit dan mencoba sekali lagi.

Dengan mengembangkan mental diri yang positif, maka kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Akhir kata, teruslah berjuang untuk meraih impian dan tujuan dalam hidup anda. Karena pada hakekatnya tidak ada keberhasilan yang sejati tanpa melalui sebuah proses kegagalan. Ketika kegagalan datang yakinlah bahwa anda sudah berada satu langkah semakin dekat dengan keberhasilan. Jangan biarkan ketakutan akan kegagalan menghilangkan tujuan sejati hidup anda.