Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 20 September 2009

Kebiasaan

Suatu hari, dipasar Wonokromo Surabaya, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan sebagian besar bangunan pasar, mulai dari ruko hingga kios-kios pasar. Ketika semua pedagang mulai dievakuasi, tinggallah seorang ibu dengan bayinya di lantai satu sebuah ruko. Padahal lantai dasar bangunan tersebut sedang dilalap api dan sulit ditembus oleh tim pemadam kebakaran.

Sambil berdiri di pinggir teras pintu lantai satu rukonya, ibu itu berteriak sambil menggendong bayinya. Dengan begitu, dia berharap akan ada yang membantunya untuk menyelamat diri dan bayinya. Kepala tim pemadam yang datang bersama regunya meminta agar ibu bersama bayi turun dengan tangga darurat yang tersedia di mobil dinas kebakaran tersebut. Sayang, sang ibu tidak bersedia. Lalu tim memasang jaring yang kuat agar si ibu melompat saja bersama bayinya. Tawaran itupun disambut dengan gelengan kepala. Alternatif terakhir adalah tim meminta si ibu menurunkan bayinya dengan alat khusus. Usulan ini pun tetap tidak disetujui oleh ibu yang bersangkutan.

Drama penyelamatan ini tak pelak telah menyedot perhatian yang sangat luas dari masyarakat sekitar. Bahkan, beberapa kamera stasiun televisi sibuk merekam peristiwa yang terjadi. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan adalah dengan meminta mereka terjun dengan pengamanan khusus atau bayinya terlebih dahulu yang diselematkan.

Ketika tim sibuk memikirkan caranya, lewatlah Oliver Khan, kiper tim nasional Jerman yang ternyata sedang berkunjung ke Surabaya. Melihat Oliver Khan lewat, sang ibu berteriak dengan keras, “Hello Oliver Khan….how are you ?”

Khan pun terhenti sejenak melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata ibu ini adalah seorang maniak bola dan mengidolakan Oliver Khan. Melihat kondisi tersebut, kepala tim kebakaran spontan menemukan ide. Ia meminta si ibu agar melemparkan bayinya kepada Oliver Khan, nanti baru menyelamatkan si ibu. Mendengar tawaran tersebut, si ibu langsung setuju. Logikanya, Oliver Khan adalah kiper kelas dunia. Bola yang bulat saja bisa ditangkap, apalagi bayi.

Setelah menjelaskan apa yang terjadi, Oliver Khan pun setuju untuk menolong ibu tersebut. Lalu ia memakai sarung tangannya. Setelah diberi aba-aba, si ibu pun dengan kepercayaan diri yang tinggi melemparkan bayinya kepada Oliver Khan. Begitu bayi dilempar, Oliver Khan langsung menangkapnya dengan gaya persis ketika ia menangkap bola. Alhasil, bayi itu berhasil diselamatkan. Begitu bayi berhasil diselamatkan, sorak sorai dan tepuk tangan seluruh masyarakat yang menonton menggemuruh. Mendapat sambutan yang luar biasa, seketika itu juga Oliver Khan berlari dengan bayi yang ada ditangannya. Lalu……melempar kembali bayi tersebut kepada ibunya yang masih terjebak kebakaran!!!Para ahli jiwa mengatakan bahwa 90% tingkah laku kita sehari-hari diwarnai dan dipengaruhi oleh kebiasaan kita sendiri. Pada mulanya, kebiasaan kita membentuk semacam benang yang tidak kelihatan. Tetapi dengan pengulangan, benang tadi melilit menjadi tali dan kemudian menjadi tambang. Setiap kali kita mengulangi sebuah tindakan, kita menambah dan menguatkan tindakan tersebut.

John Dryden pernah bertutur “Pertama kita yang membentuk kebiasaan, selanjutnya kebiasaan lah yang akan membentuk kita.”

Sebagai contoh, kebiasaan merokok. Mula-mula kita yang membentuk kebiasaan itu, lama-lama kebiasaan itu malah mengendalikan hidup kita (bagi sebagian orang tentunya). Demikian pula halnya untuk kebiasaan yang baik. Mula-mula sulit dan cenderung menolak, namun lama kelamaan kita menikmatinya bahkan menjadi trade mark.

Hal Urban mengatakan, arti asli habit (kebiasaan) adalah garment (pakaian) atau a piece of clothing (sepotong kain). Sebagaimana pakaian, kita menggunakannya setiap hari dimana pun kita berada. Menanggalkan kebiasaan buruk tentu tidak semudah mengenakannya, sebab diperlukan usaha dan niatan yang kuat. Penemuan lain dari para ahli untuk menanggalkan kebiasaan buruk adalah dengan melakukan pengalihan kegiatan dari kebiasaan tersebut. Ketika kebiasaan tersebut mulai menggoda, maka seketika itu juga kita memilih untuk mengalihkannya kepada kegiatan lain.

Orang bijak berkata bahwa hidup ini adalah perjuangan, termasuk perjuangan melawan kebiasaan buruk. Namun yang menyedihkan adalah mereka yang terus menikmati kebiasaan buruknya hingga terbawa ke liang kubur tanpa sempat berikhtiar dan berusaha untuk meninggalkannya. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan kalau kita berniat, disertai usaha, dan memohon kekuatan kepada Sang Kuasa untuk memilih yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar