Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 22 September 2009

Menjadi Majikan Bagi Diri Sendiri


Ada mitos yang beredar terutama di negera berkembang, tak terkecuali Indonesia : “Miskin dan kaya adalah nasib”. Kita sering mendengar bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap “miskin sudah merupakn nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena itu sudah suratan takdir. Jelas saja dia bisa berprestasi, uangnya banyak sih. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sono”nya, maka usaha apapun, bahkan kerja “se-enaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya”.

Mitos ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti: bila kita miskin, pasti kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD), maka spontan yang timbul di benak kita, kita sulit maju, sulit sukses dan kaya. Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup.


Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan cita-cita bangsa: masyarakat adil – makmur dan sejahtera. Kemiskinan seringkali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip kesuksesan, mau membina karakteristik positif yaitu punya tujuann hidup yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan atau aktivitas produktif yang merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya ! Seperti pepatah dalam bahasa inggris, “Character is Destiny” / Karakter adalah Nasib.


Tidak perduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa atau latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses! Seperti kata mutiara yang ditulis oleh Andrie Wongso “Kesuksesan bukan milik orang – orang tertentu. Sukses adalah milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.”


Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berhasil, dan yang menbedakan siapa yang berhasil dan siapa yang gagal bukanlah keadaan mereka ketika berada di garis START.


Penentu utama keberhasilan adalah kerjas keras, kegigihan dan kemampuan untuk terus bangkit ketika berkali-kali mengalami kejatuhan. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak pernah gagal. Tetapi sering kali kita memilih jalan yang mudah dan pintas untuk sampai ke tujuan. Saya ingin berbagi sebuah cerita mengenai kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung.


Seekor induk burung menetaskan beberapa telur menjadi anak burung yang kecil indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih saying. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil ini pun mulai dapat bergerak lincah. Mereka pun mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya. Dari beberapa anak burung ini, tampak seekor burung kecil yang berbeda dengan saudara lainnya. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan jatuh. Ketika saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.


Sang induk mulai menjadi tua dan tidak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah, saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudaranya dengan lincah berpindah dari dahan ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.


Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata “ibu, saya merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudara yang lain, mengapa saya tidak bisa melompat-lompat di dahan tinggi, aku hanya bisa berdiam didahan yang rendah?”


Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “anakku, engkat dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tetapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”


Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan yang kita ambil hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan memilih, tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita. Jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat.


Mari kita bangun karakter dan mental sukses karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri !!


Majikan bagi nasib kita sendiri !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar